PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai
dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi
merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia. Masa
laktasi mempunyai tujuan meningkatkan pemberian ASI eklusif dan meneruskan
pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar serta anak
mendapatkan kekebalan tubuh secara alami.
A.
ANATOMI DAN FISIOLOGI PAYUDARA
Secara
vertical payudara terletak diantara kosta II dan IV, secara Horisontal mulai
dari pinggir sternum sampai linea aklaris medialis. Kelenjar susu berada
dijaringan sub kutan, tepatnya diantara jaringan sub kutan superficial dan
profundus, yang menutupi muskulus pectoralis mayor.
Ukuran
normal 10-12 cm dengan berat pada wanita hamil adalah 200 gram, pada wanita
hamil aterm 400-600 gram dan pada masa laktasi sekitar 600-800 gram. Bentuk dan
ukuran payudara akan bervariasi menurut aktifitas fungsionalnya. Payudara
menjadi saat hamil dan menyusui dan biasanya mengecil setelah menopause.
Pembesaran ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan struma jaringan penyangga
dan penimbunan jaringan lemak.
Ada
3 bagian utama payudara, Korpus (badan), Areola, Papilla atau putting. Areola
mamae (kalang payudara) letaknya mengelilingi putting susu dan berwarna
kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen pada kulitnya.
Perubahan warna ini tergantung dari corak kulit dan adanya kehamilan. Pada
wanita yang corak kulitnya kuning langsat akan berwarna jingga kemerahan, bila
kulitnya kehitaman maka warnanya akan lebih gelap dan kemudian menetap.
Putting
susu terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung adanya variasi bentuk
dan ukuran payudara maka letaknyapun akan bervariasi pula. Pada tempat ini
terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus,
ujung-ujung serat otot polos yang tersusun secara sirkuler sehingga bila ada
kontraksi maka duktus laktiferus akan memadat dan menyebabkan putting susu
ereksi, sedangkan serat-serat otot yang longitudinal akan menarik kembali
putting susu tersebut.
Ada
empat macam bentuk putting yaitu bentuk yang normal/umum, pendek/datar, panjang
dan terbenam (inverted). Namun
bentuk-bentuk putting initidak terlalu berpengaruh pada proses laktasi, yang
penting adalah bahwa putting susu dan areola dapat ditarik sehingga membentuk
tonjolan atau “dot” ke dalam mulut bayi. Kadang dapat terjadi putting tidak
lentur terutama pada bentuk putting terbenam, sehingga butuh penanganan khusus
agar bayi bisa menyusu dengan baik.
Struktur
payudara terdiri dari tiga bagian, yaitu kulit, jaringan sub kutan (jaringan
bawah kulit), dan corpus mamae. Corpus mamae terdiri daribparenkim dan stroma.
Parenkim merupakan suatu struktur yang terdiri dari duktusLaktiferus (Duktus),
Duktulus (Duktuli), Lobus dan Alveolus.
Ada
15-20 duktus laktiferus. Tiap-tiap duktus bercabang menjadi 20-40 duktuli.
Duktulus bercabang 10-100 alveolus dan masing-masing dihubungkan dengan saluran
air susu (system duktus) sehingga merupakan suatu pohon. Bila diikuti pohon
tersebut dari akarnya pada putting susu akan didapatkan saluran air susu yang
disebut duktus laktiferus. Didaerah kalang payudara duktus laktiferus ini
melebar membentuk sinus laktiferus tempat penampungan air susu. Selanjutnya
duktus laktiferus terus bercabang-cabang menjadi duktus dan duktulus, tapi
duktulus yang perlahan selanjutnya disusun pada sekelompok alveoli. Didalam
alveoli terdiri dari duktulus yang terbuka, sel sel kelenjar yang menghasilkan
air susu dan mioepitelium yang berfungsi memeras air susu keluar dari alveoli.
B.
DUKUNGAN BIDAN DALAM PEMBERIAN ASI
1. Biarkan
bayi bersama ibunya segera setelah dilahirkan selama beberapa jam pertama.
a.
Membina hubungan/ ikatan disamping
pemberian ASI
b.
Memberikan rasa hangat dengan
membaringkan dan menempelkan pada kulit ibunya dan menyelimutinya
Segera
susui bayi maksimal setengah jam pertama setelah persalinan. Hal ini sangat
penting apakah bayi akan mendapat cukup ASI atau tidak. Hal ini didasari oleh
hormone pembuat ASI, antara lain hormone prolaktin dalam peredaran darah ibu
akan menurun setelah satu jam persalinan yang disebabkan oleh lepasnya
plasenta.
Sebagai
upaya untuk tetap mempertahankan prolaktin, isapan bayi akan memberikan
rangsangan pada hipofisis untuk mengeluarkan hormone oksitosin. Hormone
oksitosis bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI yang ada pada
alveoli, lobus serta duktus yang berisi ASI yang dikeluarkan melalui putting
susu.
Apabila
bayi tidak menghisap putting susu pada setengah jam setelah persalinan, hormone
prolaktin akan turun dan sulit merangsan prolaktin sehingga ASI baru akan
keluar pada hari ketiga atau lebih.
2. Ajarkan
cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang
timbul.
Perawatan
yang dilakukan bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah
tersumbatnya saluran susu sehingga pemperlancar pengeluaran ASI. Pelaksanaan
perawatan payudara hendaknya dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah
bayi dilahirkan dan dilakukan 2 hari sekali. Agar tujuan perawatan dapat
tercapai, bidan melakukan perawatan ppayudara. Mengupayakan tangan dan putting
susu tetap bersih, jangan mengoleskan krim, minyak, alcohol atau sabun pada
putting susu.
3. Bantu
ibu pada waktu pertama kali menyusui
Segera
susui bayi maksimal setengah jam pertama setelah melahirkan. Hal ini sangat
penting apakah bayi akan mendapat cukup ASI atau tidak. Ini didasari oleh peran
hormone pembuat ASI, antara lain hormone prolaktin dalam peredaran darah ibu
akan menurun setelah satu jam persalinan yang disebabkan oleh lepasnya
plasenta.
Sebagai
upaya untuk tetap mempertahankan prolaktin, isapan bayi akan memberikan
rangsangan pada hipofisis untuk mengeluarkan hormon oksitosin. Hormone
oksitosin bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI yang ada pada
alveoli, lobus serta duktus yang berisi ASI yang dikeluarkan melalui putting
susu.
Posisi menyusui yang
benar
a.
Berbaring miring
b.
Duduk
4. Bayi
harus ditempatkan dengan ibunya dikamar yang sama (rawat gabung/roming in)
Tujuan rawat gabung :
a.
Agar ibu dapat menyusui bayinya sedini
mungkin, kapan saja dan dimana saja dan dapat menunjukkan tanda-tanda yang
menunjukkan bayi lapar
b.
Ibu dapat meelihat dan memahami cara
perawatan bayi secara benar yang dilakukan oleh bidan, serta mempunyai bekal
ketrampilan merawat bayi setelah ibu pulang kerumahnya.
c.
Dapat melibatkan suami/keluarga klien
secara aktif untuk membantu ibu dalam menyusui dan merawat bayinya.
5. Memberikan
ASI pada bayi sesering mungkin
Menyusui bayi
secara tidak dijadwal (on demand),
karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhan nya. Ibu harus menyusuibayinya
bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, dll) atau ibu sudah merasa
perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara
kekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.
Menyusui yang
dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan sangat berpengaruh pada
rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tidak dijadwal sesuai
kebutuhan bayi, akan mencegah banyak masalah yang mungkin timbul.
Bagi
ibu menyusui yang bekerja
a.
Susui bayi sesering mungkin selama ibu
cuti bekerja, minimal 2 jam sekali
b.
Susuilah bayi sebelum berangkat kerja
dan segera setelah ibu tiba dirumah
c.
Selama ditempat kerja, ASI selalu
dikeluarkan, lalu dimasukkan kedalam wadah yang bersih dan tertutup kemudian
simpan dalam lemari es atau termos es. Berikan pada bayi dengan sendok kecil.
d.
Ibu harus cukup istirahat dan banyak
minum dan makan makanan yang bergizi agar ASI lancer.
6. Hanya
berikan kolostrum dan ASI saja
ASI dan kolostrum adalah makanan terbaik bagi bayi.
Kolostrum dikeluarkan pada hari pertama setelah persalinan, jumlah kolostrum
akan bertambah dan mencapai komposisi ASI sekitar 3-14 hari.
7. Hindari
susu botol dan dot empeng
Bayi yang menggunakan susu botol dan kempengan
biasanya akan mengalami bingung putting. Kebiasaan ini akan membentukpribadi
anak menjadi malas dan kurang berusaha.
C. MANFAAT
PEMBERIAN ASI
1.
Bagi bayi
a.
Dapat membantu memulai kehidupannya
dengan baik.
b.
Mengandung antibody
c.
ASI mengandung komposisi yang tepat
d.
Member rasa nyaman dan aman pada bayi
dan adanya ikatan antara ibu dan bayi
e.
Terhindar dari alergi
f.
ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi
g.
Membantu perkembangan rahang dan
merangsang pertumbuhan gigi
2.
Bagi Ibu
a.
Aspek Kontrasepsi
b.
Aspek Kesehatan Ibu
c.
Aspek Penurunan berat badan
d.
Aspek Psikologis
3.
Bagi Keluarga
a.
Aspek Ekonomi
b.
Aspek Psikologi
c.
Aspek Kemudahan
4.
Bagi Negara
a.
Menurunkan angka kesakitan dan kematian
bayi
b.
Menghemat devisa Negara
c.
Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
d.
Meningkatkan kualitas generasi penerus
D. KOMPOSISI
GIZI DALAM ASI
1.
Kolostrum
2.
ASI masa Transisi
3.
ASI mature
E. UPAYA
MEMPERBANYAK ASI
1.
Makanan
2.
Ketenangan jiwa dan fikiran
3.
Penggunaan alat kontrasepsi
4.
Perawatan payudara
5.
Anatomis payudara
6.
Fisiologi
7.
Faktor Istirahat
8.
Factor Isapan anak
9.
Factor obat-obatan
F. TANDA
BAYI CUKUP ASI
Ø Jumlah
BAK dalam 1 hari paling sedikit 6 kali
Ø Warna
air seni tidak berwarna kuning pucat
Ø Bayi
sering BAB berwarna kekuningan berbiji
Ø Bayi
kelihatan puas, sewaktu waktu merasa lapar bangun dan tidur dengan cukup
Ø Bayi
paling sedikit menyusu 10 kali dalam 24 jam
Ø Payudara
ibu terasa lembut setiap kali selesai menyusui
Ø Ibu
dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap bayi menyusu
Ø Ibu
dapat mendengarsuara menelan ketika bayi menelan ASI
Ø Berat
badan bayi bertambah
G. ASI
EKSLUSIF
Bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa
tambahan cairan/makanan pendamping ASI. ASI dapat diberikan sampai anak berusia
2 tahun atau lebih.
H. PENYIMPANAN
ASI
Didalam ruangan dengan suhu 27-320C
kolostrum dapat disimpan selama 12 jam, sedangkan ASI pada suhu 19-250C
dapat tahan selama4-8 jam. Bila ASI disimpan didalam lemari es pada suhu 0-40C
akan tahan selama 1-2 hari. Penyimpanan dalam freezer lemari es 1 pintu ASI
dapat bertahan selama 2 bulan, sedangkan dalam freezer lemmari es 2 pintu tahan
selama 3-4 bulan.
I. CARA
MENYUSUI YANG BENAR
1.
Duduk dengan posisi santai, tegak lurus,
punggung menyandar, dan kaki menapak dilantai
2.
Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit
kemudian oleskan pada putting dan areola
3.
Gunakan bantal atau selimut untuk
menopang bayi
4.
Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala
bayi diletakkan pada siku dan bokong bayi pada lengan
5.
Satu lengan bayi diletakkan dibelakang
badan ibu dan yang satu didepan
6.
Perut bayi menempel badan ibu, kepala
bayi menghadap payudara
7.
Telinga dan lengan bayi terletak pada
satu garis lurus
8.
Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
9.
Tangan kanan menyangga payudara kiri dan
keempat jari serta ibu jari menekan payudara bagian atas areola
10.
Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyemtuh
pipi bayi dengan putting susu
11.
Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat
kepala bayi didekatkan kepayudara ibu dengan putting serta areola dimasukkan
kemulut bayi
12.
Melepas isapan bayi
13.
Setelah selePROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai
dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi
merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia. Masa
laktasi mempunyai tujuan meningkatkan pemberian ASI eklusif dan meneruskan
pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar serta anak
mendapatkan kekebalan tubuh secara alami.
A.
ANATOMI DAN FISIOLOGI PAYUDARA
Secara
vertical payudara terletak diantara kosta II dan IV, secara Horisontal mulai
dari pinggir sternum sampai linea aklaris medialis. Kelenjar susu berada
dijaringan sub kutan, tepatnya diantara jaringan sub kutan superficial dan
profundus, yang menutupi muskulus pectoralis mayor.
Ukuran
normal 10-12 cm dengan berat pada wanita hamil adalah 200 gram, pada wanita
hamil aterm 400-600 gram dan pada masa laktasi sekitar 600-800 gram. Bentuk dan
ukuran payudara akan bervariasi menurut aktifitas fungsionalnya. Payudara
menjadi saat hamil dan menyusui dan biasanya mengecil setelah menopause.
Pembesaran ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan struma jaringan penyangga
dan penimbunan jaringan lemak.
Ada
3 bagian utama payudara, Korpus (badan), Areola, Papilla atau putting. Areola
mamae (kalang payudara) letaknya mengelilingi putting susu dan berwarna
kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen pada kulitnya.
Perubahan warna ini tergantung dari corak kulit dan adanya kehamilan. Pada
wanita yang corak kulitnya kuning langsat akan berwarna jingga kemerahan, bila
kulitnya kehitaman maka warnanya akan lebih gelap dan kemudian menetap.
Putting
susu terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung adanya variasi bentuk
dan ukuran payudara maka letaknyapun akan bervariasi pula. Pada tempat ini
terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus,
ujung-ujung serat otot polos yang tersusun secara sirkuler sehingga bila ada
kontraksi maka duktus laktiferus akan memadat dan menyebabkan putting susu
ereksi, sedangkan serat-serat otot yang longitudinal akan menarik kembali
putting susu tersebut.
Ada
empat macam bentuk putting yaitu bentuk yang normal/umum, pendek/datar, panjang
dan terbenam (inverted). Namun
bentuk-bentuk putting initidak terlalu berpengaruh pada proses laktasi, yang
penting adalah bahwa putting susu dan areola dapat ditarik sehingga membentuk
tonjolan atau “dot” ke dalam mulut bayi. Kadang dapat terjadi putting tidak
lentur terutama pada bentuk putting terbenam, sehingga butuh penanganan khusus
agar bayi bisa menyusu dengan baik.
Struktur
payudara terdiri dari tiga bagian, yaitu kulit, jaringan sub kutan (jaringan
bawah kulit), dan corpus mamae. Corpus mamae terdiri daribparenkim dan stroma.
Parenkim merupakan suatu struktur yang terdiri dari duktusLaktiferus (Duktus),
Duktulus (Duktuli), Lobus dan Alveolus.
Ada
15-20 duktus laktiferus. Tiap-tiap duktus bercabang menjadi 20-40 duktuli.
Duktulus bercabang 10-100 alveolus dan masing-masing dihubungkan dengan saluran
air susu (system duktus) sehingga merupakan suatu pohon. Bila diikuti pohon
tersebut dari akarnya pada putting susu akan didapatkan saluran air susu yang
disebut duktus laktiferus. Didaerah kalang payudara duktus laktiferus ini
melebar membentuk sinus laktiferus tempat penampungan air susu. Selanjutnya
duktus laktiferus terus bercabang-cabang menjadi duktus dan duktulus, tapi
duktulus yang perlahan selanjutnya disusun pada sekelompok alveoli. Didalam
alveoli terdiri dari duktulus yang terbuka, sel sel kelenjar yang menghasilkan
air susu dan mioepitelium yang berfungsi memeras air susu keluar dari alveoli.
B.
DUKUNGAN BIDAN DALAM PEMBERIAN ASI
1. Biarkan
bayi bersama ibunya segera setelah dilahirkan selama beberapa jam pertama.
a.
Membina hubungan/ ikatan disamping
pemberian ASI
b.
Memberikan rasa hangat dengan
membaringkan dan menempelkan pada kulit ibunya dan menyelimutinya
Segera
susui bayi maksimal setengah jam pertama setelah persalinan. Hal ini sangat
penting apakah bayi akan mendapat cukup ASI atau tidak. Hal ini didasari oleh
hormone pembuat ASI, antara lain hormone prolaktin dalam peredaran darah ibu
akan menurun setelah satu jam persalinan yang disebabkan oleh lepasnya
plasenta.
Sebagai
upaya untuk tetap mempertahankan prolaktin, isapan bayi akan memberikan
rangsangan pada hipofisis untuk mengeluarkan hormone oksitosin. Hormone
oksitosis bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI yang ada pada
alveoli, lobus serta duktus yang berisi ASI yang dikeluarkan melalui putting
susu.
Apabila
bayi tidak menghisap putting susu pada setengah jam setelah persalinan, hormone
prolaktin akan turun dan sulit merangsan prolaktin sehingga ASI baru akan
keluar pada hari ketiga atau lebih.
2. Ajarkan
cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang
timbul.
Perawatan
yang dilakukan bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah
tersumbatnya saluran susu sehingga pemperlancar pengeluaran ASI. Pelaksanaan
perawatan payudara hendaknya dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah
bayi dilahirkan dan dilakukan 2 hari sekali. Agar tujuan perawatan dapat
tercapai, bidan melakukan perawatan ppayudara. Mengupayakan tangan dan putting
susu tetap bersih, jangan mengoleskan krim, minyak, alcohol atau sabun pada
putting susu.
3. Bantu
ibu pada waktu pertama kali menyusui
Segera
susui bayi maksimal setengah jam pertama setelah melahirkan. Hal ini sangat
penting apakah bayi akan mendapat cukup ASI atau tidak. Ini didasari oleh peran
hormone pembuat ASI, antara lain hormone prolaktin dalam peredaran darah ibu
akan menurun setelah satu jam persalinan yang disebabkan oleh lepasnya
plasenta.
Sebagai
upaya untuk tetap mempertahankan prolaktin, isapan bayi akan memberikan
rangsangan pada hipofisis untuk mengeluarkan hormon oksitosin. Hormone
oksitosin bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI yang ada pada
alveoli, lobus serta duktus yang berisi ASI yang dikeluarkan melalui putting
susu.
Posisi menyusui yang
benar
a.
Berbaring miring
b.
Duduk
4. Bayi
harus ditempatkan dengan ibunya dikamar yang sama (rawat gabung/roming in)
Tujuan rawat gabung :
a.
Agar ibu dapat menyusui bayinya sedini
mungkin, kapan saja dan dimana saja dan dapat menunjukkan tanda-tanda yang
menunjukkan bayi lapar
b.
Ibu dapat meelihat dan memahami cara
perawatan bayi secara benar yang dilakukan oleh bidan, serta mempunyai bekal
ketrampilan merawat bayi setelah ibu pulang kerumahnya.
c.
Dapat melibatkan suami/keluarga klien
secara aktif untuk membantu ibu dalam menyusui dan merawat bayinya.
5. Memberikan
ASI pada bayi sesering mungkin
Menyusui bayi
secara tidak dijadwal (on demand),
karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhan nya. Ibu harus menyusuibayinya
bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, dll) atau ibu sudah merasa
perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara
kekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.
Menyusui yang
dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan sangat berpengaruh pada
rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tidak dijadwal sesuai
kebutuhan bayi, akan mencegah banyak masalah yang mungkin timbul.
Bagi
ibu menyusui yang bekerja
a.
Susui bayi sesering mungkin selama ibu
cuti bekerja, minimal 2 jam sekali
b.
Susuilah bayi sebelum berangkat kerja
dan segera setelah ibu tiba dirumah
c.
Selama ditempat kerja, ASI selalu
dikeluarkan, lalu dimasukkan kedalam wadah yang bersih dan tertutup kemudian
simpan dalam lemari es atau termos es. Berikan pada bayi dengan sendok kecil.
d.
Ibu harus cukup istirahat dan banyak
minum dan makan makanan yang bergizi agar ASI lancer.
6. Hanya
berikan kolostrum dan ASI saja
ASI dan kolostrum adalah makanan terbaik bagi bayi.
Kolostrum dikeluarkan pada hari pertama setelah persalinan, jumlah kolostrum
akan bertambah dan mencapai komposisi ASI sekitar 3-14 hari.
7. Hindari
susu botol dan dot empeng
Bayi yang menggunakan susu botol dan kempengan
biasanya akan mengalami bingung putting. Kebiasaan ini akan membentukpribadi
anak menjadi malas dan kurang berusaha.
C. MANFAAT
PEMBERIAN ASI
1.
Bagi bayi
a.
Dapat membantu memulai kehidupannya
dengan baik.
b.
Mengandung antibody
c.
ASI mengandung komposisi yang tepat
d.
Member rasa nyaman dan aman pada bayi
dan adanya ikatan antara ibu dan bayi
e.
Terhindar dari alergi
f.
ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi
g.
Membantu perkembangan rahang dan
merangsang pertumbuhan gigi
2.
Bagi Ibu
a.
Aspek Kontrasepsi
b.
Aspek Kesehatan Ibu
c.
Aspek Penurunan berat badan
d.
Aspek Psikologis
3.
Bagi Keluarga
a.
Aspek Ekonomi
b.
Aspek Psikologi
c.
Aspek Kemudahan
4.
Bagi Negara
a.
Menurunkan angka kesakitan dan kematian
bayi
b.
Menghemat devisa Negara
c.
Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
d.
Meningkatkan kualitas generasi penerus
D. KOMPOSISI
GIZI DALAM ASI
1.
Kolostrum
2.
ASI masa Transisi
3.
ASI mature
E. UPAYA
MEMPERBANYAK ASI
1.
Makanan
2.
Ketenangan jiwa dan fikiran
3.
Penggunaan alat kontrasepsi
4.
Perawatan payudara
5.
Anatomis payudara
6.
Fisiologi
7.
Faktor Istirahat
8.
Factor Isapan anak
9.
Factor obat-obatan
F. TANDA
BAYI CUKUP ASI
Ø Jumlah
BAK dalam 1 hari paling sedikit 6 kali
Ø Warna
air seni tidak berwarna kuning pucat
Ø Bayi
sering BAB berwarna kekuningan berbiji
Ø Bayi
kelihatan puas, sewaktu waktu merasa lapar bangun dan tidur dengan cukup
Ø Bayi
paling sedikit menyusu 10 kali dalam 24 jam
Ø Payudara
ibu terasa lembut setiap kali selesai menyusui
Ø Ibu
dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap bayi menyusu
Ø Ibu
dapat mendengarsuara menelan ketika bayi menelan ASI
Ø Berat
badan bayi bertambah
G. ASI
EKSLUSIF
Bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa
tambahan cairan/makanan pendamping ASI. ASI dapat diberikan sampai anak berusia
2 tahun atau lebih.
H. PENYIMPANAN
ASI
Didalam ruangan dengan suhu 27-320C
kolostrum dapat disimpan selama 12 jam, sedangkan ASI pada suhu 19-250C
dapat tahan selama4-8 jam. Bila ASI disimpan didalam lemari es pada suhu 0-40C
akan tahan selama 1-2 hari. Penyimpanan dalam freezer lemari es 1 pintu ASI
dapat bertahan selama 2 bulan, sedangkan dalam freezer lemmari es 2 pintu tahan
selama 3-4 bulan.
I. CARA
MENYUSUI YANG BENAR
1.
Duduk dengan posisi santai, tegak lurus,
punggung menyandar, dan kaki menapak dilantai
2.
Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit
kemudian oleskan pada putting dan areola
3.
Gunakan bantal atau selimut untuk
menopang bayi
4.
Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala
bayi diletakkan pada siku dan bokong bayi pada lengan
5.
Satu lengan bayi diletakkan dibelakang
badan ibu dan yang satu didepan
6.
Perut bayi menempel badan ibu, kepala
bayi menghadap payudara
7.
Telinga dan lengan bayi terletak pada
satu garis lurus
8.
Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
9.
Tangan kanan menyangga payudara kiri dan
keempat jari serta ibu jari menekan payudara bagian atas areola
10.
Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyemtuh
pipi bayi dengan putting susu
11.
Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat
kepala bayi didekatkan kepayudara ibu dengan putting serta areola dimasukkan
kemulut bayi
12.
Melepas isapan bayi
13.
Setelah selesai menyusui ASI dikeluarkan
sedikit kemudian dioleskan pada putting dan areola
14.
Menyendawakan bayi
J. MASALAH
DALAM MENYUSUI
v Putting
susu datar/tenggelam
v Putting
susu lecer/ nyeri
v Payudara
bengkak
v Mastitis/
abses payudara
sai menyusui ASI dikeluarkan
sedikit kemudian dioleskan pada putting dan areola
14.
Menyendawakan bayi
J. MASALAH
DALAM MENYUSUI
v Putting
susu datar/tenggelam
v Putting
susu lecer/ nyeri
v Payudara
bengkak
v Mastitis/
abses payudara